Tumbuhan kelor (Moringa oleifera) biasanya ditanam sebagai tumbuhan pembatas, jaman dahulu mudah menemukan tumbuhan ini di halaman rumah di kampung-kampung. Sayangnya ditelinga saya tanaman ini kurang populer sebagai sayur hingga tahun lalu ketika berkunjung ke Philippine.
Saudara yang tinggal di pulau Mindanao menceriterakan bahwa dari sekolah para orang tua di beri penyuluhan yang mewajibkan anak-anak mengkonsumsi sayur daun kelor, program ini bertujuan untuk meningkatkan gizi khususnya bagi anak-anak yang sulit makan sayur. Dan hasilnya memang nyata karena anak kedua dari saudara saya itu sebelumnya sering keluar masuk rumah sakit karena ketika terserang demam tubuhnya sering membiru namun sejak mengkonsumsi sayur daun kelor anak tersebut tidak pernah mengalami lagi hal seperti itu. Demikian pula dengan keponakan saya yang sulit makan dan tidak suka sayur, sejak diberikan daun kelor dalam bentuk serbuk napsu makannya bertambah dan terlhat lebih segar.
Biasanya daun kelor diolah seperti sayur bening atau ditambahkan kedalam sup tahu. Dari rasa dan bentuk ternyata mirip dengan daun katuk hanya teksturnya lebih halus.
Saat ini daun kelor telah diolah sebagai supplement karena manfaatnya yang luar biasa bagi kesehatan. Di pasaran banyak sekali pilihan yang ditawarkan entah dalam bentuk serbuk atau kapsul.
Beberapa teman pun telah mengkonsumsinya dan merasakan manfaatnya.
Saya memilih untuk menanam tanaman ini sehingga dapat menikmati setiap hari tidak hanya daunnya namun juga memandang indah bunganya serta melengkapi koleksi tumbuhan di halaman.
Sangat berharap pemerintah mencontoh program dari negeri tetangga dengan mewajibkan anak usia sekolah diseluruh Indonesia untuk mengkonsumsi sayur daun kelor agar tidak ada lagi anak yang kekurangan gizi di negeri ini.
Tidak ada alasan pula bagi orang tua yang hidup dibawah garis kemiskinan untuk tidak memberikan makanan bergizi bagi anak-anak mereka karena tumbuhan kelor sangat mudah tumbuh, di dataran rendah maupun dataran tinggi sampai di ketinggian 1000 m dpl dengan perbanyakan melalui biji atau stek batang.
Saudara yang tinggal di pulau Mindanao menceriterakan bahwa dari sekolah para orang tua di beri penyuluhan yang mewajibkan anak-anak mengkonsumsi sayur daun kelor, program ini bertujuan untuk meningkatkan gizi khususnya bagi anak-anak yang sulit makan sayur. Dan hasilnya memang nyata karena anak kedua dari saudara saya itu sebelumnya sering keluar masuk rumah sakit karena ketika terserang demam tubuhnya sering membiru namun sejak mengkonsumsi sayur daun kelor anak tersebut tidak pernah mengalami lagi hal seperti itu. Demikian pula dengan keponakan saya yang sulit makan dan tidak suka sayur, sejak diberikan daun kelor dalam bentuk serbuk napsu makannya bertambah dan terlhat lebih segar.
Biasanya daun kelor diolah seperti sayur bening atau ditambahkan kedalam sup tahu. Dari rasa dan bentuk ternyata mirip dengan daun katuk hanya teksturnya lebih halus.
wikipedia - Moringa_oleifera_sg.jpg |
Beberapa teman pun telah mengkonsumsinya dan merasakan manfaatnya.
Saya memilih untuk menanam tanaman ini sehingga dapat menikmati setiap hari tidak hanya daunnya namun juga memandang indah bunganya serta melengkapi koleksi tumbuhan di halaman.
Sangat berharap pemerintah mencontoh program dari negeri tetangga dengan mewajibkan anak usia sekolah diseluruh Indonesia untuk mengkonsumsi sayur daun kelor agar tidak ada lagi anak yang kekurangan gizi di negeri ini.
Tidak ada alasan pula bagi orang tua yang hidup dibawah garis kemiskinan untuk tidak memberikan makanan bergizi bagi anak-anak mereka karena tumbuhan kelor sangat mudah tumbuh, di dataran rendah maupun dataran tinggi sampai di ketinggian 1000 m dpl dengan perbanyakan melalui biji atau stek batang.